SENSASI SERIBU TANGGA CURUG PUNCAK MANIK YANG MEMPESONA
































Akhir-akhir ini media sosial semakin ramai menampilkan wisata alam yang ada di bumi nusantara. Hal tersebut membuat Sukabumi bagian selatan tidak ingin ketinggalan dan mulai menunjukkan eksistensinya, terutama sejak kawasan Geopark Ciletuh resmi dikukuhkan menjadi bagian dari Jaringan Geopark Dunia atau Unesco Global Geopark (UGG).

Geopark Ciletuh merupakan kawasan wisata taman alam batuan tua yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Di tempat ini kita dapat menikmati pemandangan alam yang masih asri seperti beberapa bukit dan pegunungan yang menghijau, hamparan sawah, sungai yang mengalir indah, curug-curug yang cantik, pantai yang membentang, dan pulau cantik tak berpenghuni yang menawan.

Di kawasan Geopark Ciletuh terdapat salah satu curug cantik, namanya Curug Puncak Manik. Curug ini terletak di Kampung Pasir Ceuri Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Untuk mencapai Curug Puncak Manik, kita harus memarkirkan kendaraan dahulu ditempat yang telah disediakan dengan membayar parkir sekaligus sebagai karcis sebesar Rp. 5000; per orang. Disekitar parkiran kita akan disuguhkan oleh hamparan hijau yang menakjubkan. Selain itu, dapat kita temui beberapa stand pedagang lokal yang menjajakan dagangannya, juga telah tersedia fasilitas umum yang dapat digunakan seperti kamar mandi dan mushola. Selanjutnya, jika ingin menikmati hamparan hijau yang lebih luas kita dapat naik ketempat yang lebih tinggi yang terletak diatas parkiran.


























Lalu, untuk sampai di Curug Puncak Manik, sekitar 20 M dari parkiran kita harus menuruni seribu anak tangga sejauh kurang lebih 2.5 Km karena letak curug berada dibagian bawah. Meskipun begitu tidak menyurutkan semangat para pengunjung untuk terus menyusuri anak tangga menuju Curug Puncak Manik yang mempesona.

Sepanjang perjalanan menuruni anak tangga mata kita akan dimanjakan oleh pepohonan hutan tropis yang menyegarkan pandangan. Selain itu, di beberapa titik belokan anak tangga dibawah pohon yang rindang dapat ditemui satu atau dua pedagang minuman, atau pedagang yang mendirikan stand untuk menjual minuman dan makanan ringan. Kemudian kita juga dapat menemukan beberapa tempat duduk di titik belokan tangga lain yang terbuat dari kayu sebagai tempat istirahat sementara bagi para pengunjung yang mulai kelelahan.


Perjalanan panjang yang cukup melelahkan menuruni anak tangga pun terbayar setelah kita sampai di Curug Puncak Manik. Curug ini menampilkan keindahan yang sangat cantik sehingga kita seperti berada di dalam pemandangan dari sebuah lukisan yang sangat artistik. Rindangnya pepohonan hijau, deburan air terjun, dan beberapa batuan besar yang terletak disekitar curug membuat mata, hati dan pikiran menjadi rileks. Disekitar curug pun sama seperti di parkiran, terdapat beberapa stand pedagang makanan dan minuman serta mushola. Jika kita ingin shalat dapat mengambil air wudhu di sungai yang mengalir jernih dengan air yang sejuk dari aliran sungai lain yang menuju ke aliran Curug Puncak Manik.

Tempat yang indah, jauh dari pemukiman penduduk, dan terletak di bawah pegunungan biasanya tidak terlepas dari mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, begitu pun dengan mitos di Curug Puncak Manik. Terdapat tiga mitos, yaitu: pertama, Curug Puncak Manik dahulu kala pernah dikunjungi oleh Kentring Manik yang merupakan istri dari Prabu Siliwangi untuk mandi, sehingga masyarakat menyebutnya Curug Manik. Kedua, Curug Puncak Manik pernah dijadikan sebagai tempat penimbunan harta karun di zaman kerajaan, pada siang dan malam hari di puncak curug ini sering terlihat cahaya yang berkilau, masyarakat percaya bahwa cahaya tersebut merupakan sisa timbunan harta karun, sehingga disebut manik yang artinya perhiasan. Ketiga, Curug Puncak Manik dahulu kala dijadikan sebagai lokasi persembunyian bagi prajurit saat terjadi Babad Cirebon.


Bagaimana pun cerita yang berkembang, mitos dapat dijadikan sebagai kekayaan budaya untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang menjadi bagian dari suatu tempat khususnya Curug Puncak Manik. Selanjutnya tugas kita sebagai manusia adalah menjaga, memelihara, dan melestarikan kekayaan alam agar alam dapat menjaga keseimbangannya dan memberi kebaikan untuk kehidupan manusia. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peresmian Gedung Sentra Opak Ketan Jampang Sebagai Pusat Oleh-Oleh Khas Pajampangan

FOSIL MEGALODON, HARTA KARUN DI TANAH PAJAMPANGAN

DESA WISATA HANJELI